KATA PENGANTAR
Puji
dan Syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya. Makalah ini membahas tentang “Bagaimana Manusia dengan
Penderitaan“. Ruang lingkup materi ini sangat luas karena menyangkut kehidupan,
nasib dan takdir manusia terhadap tindakan yang manusia lakukan. Konsep dan
pemahaman penderitaan mencakup hubungan pribadi seseorang terhadap lingkungan
di sekitarnya. Penulisan makalah ini telah diusahakan semaksimal mungkin. Namun,
karena keterbatasan waktu tentu makalah ini masih belum sempurna. Untuk itu,
saya mengharapkan para pembaca maupun pihak-pihak lain berkenan memberikan
kritik dan saran demi penyempurnaan pembuatan makalah berikutnya. Semoga
makalah ini turut memberi ilmu dalam memperluas pengetahuan kita dan semoga semua
usaha kita mendapat ridho-Nya. Saya mengucapkan terima kasih, atas perhatian
dan kerjasama dari semua pihak yang telah mendukung guna mencapai penulisan
makalah yang baik.
Depok, 10
April 2014
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG
Pada
dasarnya manusia dan penderitaan itu berdampingan. Setiap manusia pernah
mengalami penderitaan dalam hidup nya. Penderitaan adalah sesuatu yang tidak
menyenangkan yang dialami oleh manusia.
Penderitaan
ada yang berasal karena Tuhan dan ada juga yang berasal karena ulah manusia itu
sendiri. Tuhan memberikan penderitaan kepada manusia agar manusia itu sadar dan
berubah menuju jalan yang lurus yang telah ditentukan oleh Nya.Dibalik sebuah
penderitaan manusia terdapat hikmah-hikmah yang positif yang bisa diambil oleh
manusia untuk bisa merubah hidup nya menjadi jauh lebih baik lagi .
B.
RUMUSAN
PEMBAHASAN
1. Apakah pengertian dari Penderitaan
itu ?
2. Apakah siksaan itu ? apa sebab-sebab
nya dan bagaimana cara mengatasinya.
3. Bagaimana Gejala-gejala ,
tahapan-tahapan, serta sebab-sebab kekalutan mental itu terjadi.
4. Apakah sebab-sebab timbulnya
penderitaan ?
5. Bagaimanakah pengaruh penderitaan
terhadap manusia?
C.
TUJUAN
PEMBAHASAN
Tujuan dari pembahasan materi ini adalah untuk mengetahui
lebih jelas tentang penderitaan manusia dan bentuk-bentuk dari penderitaan manusia.
BAB
II
PEMBAHASAN
1.
PENGERTIAN
PENDERITAAN
Penderitaan berasal dari kata Derita yang artinya
menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan.
Penderitaan termasuk realitas Dunia dan Manusia.
Penderitaan ada yang ringan dan ada yang berat. Suatu peristiwa yang dianggap
penderitaan oleh seseorang belum tentu merupakan penderitaan bagi orang lain.
Bisa juga penderitaan menjadi energi untuk bangkit dan menjadikan seseorang
jauh lebih baik dari sebelumnya.
Penderitaan juga merupakan teguran Tuhan
kepada Umat-Nya agar manusia sadar untuk tidak berpaling dari-Nya. Sebelum
penderitaan itu terjadi pada umumnya manusia telah diberikan tanda, tanda itu
dapat berupa mimpi dan lain sebagainya.
Tuhan telah menciptakan manusia dengan
segala kelebihannya dibandingkan dengan makhluk lainnya. Penderitaan itu dapat
berkurang tergantung bagaimana manusia menyikapi penderitaan itu. Bagi manusia
yang tebal imannya musibah yang sedang dialaminya akan segera menyadarkan
dirinya untuk bertaubat kepada Nya dan pasrah terhadap takdir yang telah
ditentukan Tuhan terhadap diri nya, dan yakin bahwa kekuasaan Tuhan jauh lebih
besar dari dirinya. Kepasrahan itu yang membuat manusia merasakan kedamaian
dalam hatinya dan lama kelamaan akan berkurang penderitaan yang dialaminya.
Sesungguhnya Tuhan tidak pernah memberikan cobaan diluar batas kemampuan
umatnya.
Penderitaan itu ada yang fisik dan ada
yang psikis. Penderitaan fisik dapat dihadapi dengan cara medis untuk
mengurangi atau menyembuhkannya. Sedangkan penderitaan psikis penyembuhannya
terletak pada kemampuan penderita menyelesaikan persoalan-persoalan psikis.
2.
SIKSAAN
Siksaan dapat diartikan sebagai siksaan badan atau jasamani dapat juga
berupa siksaan jiwa atau rohani.Siksaan yang sifatnya psikis misalnya kebimbangan,
kesepian dan ketakutan
2.1.
Kebimbangan
Kebimbangan adalah keadaan dimana seseorang tidak dapat menentukan
pilihan mana yang akan diambil, akibatnya seseorang berada dalam keadaan yang
tidak menentu. Bagi orang yang lemah pikirannya masalah kebimbangan akan lama
dialami, sehingga siksaan itu berkepanjangan. Tetapi bagi yang kuat berpikirnya
ia akan cepat mengambil keputusan sehingga kebimbangan akan cepat diatasi.
2.2.
Kesepian
Kesepian adalah keadaan dimana seseorang merasa sepi dalam dirinya atau
jiwanya walawpun dia berada di tempat keramaian. Seperti halnya kebimbangan,
kesepian harus cepat diatasi agar seseorang tidak terlalu lama berada dalam
siksaan batin. Untuk mengatasi kesepian seseorang membutuhkan kawan untuk
berkomunikasi, kawan yang selalu ada dalam keadaan duka, yang mampu memahami,
mengerti dan menghayati kesepian yang dialami sahabat nya.
Selain mencari kawan seseorang juga perlu mengisi waktunya dengan
kesibukan. Sehingga kesepian dapat teratasi.
2.3.
Ketakutan
Ketakutan dapat
menyebabkan seseorang mengalami siksaan batin. Bila raasa takut itu
dibesar-besarkan tidak pada tempat nya maka disebut dengan phobia.
Seperti pada kesepian,
ketakutan juga dapat dialami seseorang walaupun lingkungannya ramai. Banyak
sebab yang menjadikan seseorang merasa ketakutan antara lain :
2.3.1.
Claustrophobia
dan Agoraphobia
Claustrophobia adalah rasa takut terhadap ruangan tertutup. Misalkan
kepanikan seperti situasi di lift, kereta api atau pesawat udara. Sedangkan
Agoraphobia adalah ketakutan seseorang berada di tempat terbuka, pada umumnya
penderita agoraphobia mengalami ketakutan terhadap tempat umum.
2.3.2.
Gamang
Gamang adalah ketakutan
bila seseorang berada ditempat yang tinggi. Misalkan seseorang berada
dijembatan yang sempit yang dibawahnya terdapat air yang mengalir.
2.3.3. Kegelapan
Kegelapan merupakan
ketakutan seseorang bila berada ditempat yang gelap. Sebab dalam pikirannya
akan muncul sesuatu yang menakutkan dalam tempat gelap seperti setan atau pun
pencuri. Orang yang demikian menghendaki ruangannya selalu terang.
2.3.4. Kesakitan
Kesakitan merupakan
ketakutan yang disebabkan oleh rasa sakit yang akan dialami. Misalkan seseorang
yang akan di injeksi, sebelum jarum injeksi disuntikan kedalam tubuhnya
seseorang tersebut akan berteriak-teriak karena dalam pikirannya semuanya akan
menimbulkan kesakitan.
2.3.5. Kegagalan
Kegagalan merupakan
ketakutan seseorang disebabkan karena merasa bahwa apa yang dikerjakan akan
mengalami kegagalan. Misalkan seseorang yang patah hati tidak mudah untuk
bercinta kembali dikarenakan takut gagal dalam percintaan berikutnya. Trauma
yang dialaminya menjadikan ketakutan kalau hal tersebut terulang kembali.
3. KEKALUTAN
MENTAL
Kekalutan mental adalah
gangguan kejiwaan akibat ketidakmampuaan seseorang menghadapi persoalan yang
harus diatasi sehingga yang bersangkutan bertingkah kurang wajar.
3.1.1. Gejala-gajala awal sesorang
mengalami kekalutan mental :
1. Nampak pada jasmani yang sering
merasa pusing, sesak napas, demam , nyeri pada lambung.
2. Nampak pada kejiwaan dengan rasa
cemas, cemburu, patah hati, mudah marah.
3.1.2.
Tahap-tahap gangguan kejiwaan adalah :
1. Gangguan kejiwaan nampak pada
kehidupan si penderita baik jasmani maupun rohani
2. Usaha
mempertahankan diri dengan cara yang negatif yaitu lari dari permasalahan. Bagi
orang yang tidak menderita gangguan kejiwaan bila menghadapi persoalan akan
langsung menyelesaikan persoalan tersebut. Jadi bukan lari dari persoalan tetapi melawan dan
menyelesaikannya.
3.
Kekalutan merupakan titik patah dan
yang bersangkutan memiliki gangguan.
3.1.3. Sebab-sebab timbulnya kekalutan
mental :
3.1.3.1.
Kepribadian yang lemah
Hal tersebut sering
menyebabkan seseorang merasa rendah diri yang secara berangsur-angsur akan
menyudutkan kedudukannya dan menghancurkan mental nya.
3.1.3.2.
Terjadinya konflik sosial budaya
Norma yang berbeda
antara yang bersangkutan dengan apa yang ada dalam masyarakat, sehingga ia
tidak dapat menyesuaikan diri lagi.
3.1.3.3.
Cara pematangan batin
yang salah dengan
memberikan reaksi yang berlebihan terhadap kehidupan sosial.
3.1.4. Proses kekalutan mental yang dihadapi
seseorang dapat mendorong kearah yang
3.1.4.1.
Positif
Trauma yang dialami
dijawab dengan baik yaitu dengan melakukan hal-hal yang bersifat positif
seperti solat tahajud malam hari untuk memperoleh ketenangan jiwa dan mencari
jalan keluar untuk mengatasi permasalahan yang dihadapinya.
3.1.4.2.
Negatif
Trauma yang dialami diperlarutkan
sehingga orang yang bersangkutan mengalami frustasi, yaitu tekanan batin akibat
tidak tercapainya apa yang diinginkan.
3.1.5. Bentuk frustasi antara lain :
3.1.5.1.
Agresi
Kemarahan yang
meluap-meluap akibat emosi yang tidak terkendali, dan secara fisik dapat berakibat
mudahnya terserang tekanan darah tinggi atau tindakan sadis yang dapat
membahayakan orang lain.
3.1.5.2.
Regresi
Kembali kepada tingkah
laku yang kekanak-kanakan seperti menjerit-jerit, menangis sampai
meraung-raung, memecahkan barang-barang
3.1.5.3.
Fiksasi
Peletakan atau
pembatasan pada satu pola yang sama. Misalnya dengan membisu, memukul-mukul
dada sendiri, membenturkan kepala dengan benda keras.
3.1.5.4.
Proyeksi
Usaha
melemparkan kelemahan dan sikap-sikap sendiri kepada orang lain.
3.1.5.5.
Identifikasi
Menyamakan
diri dengan orang yang sukses dalam imaginasinya.
3.1.5.6.
Narsisme
Self love yang berlebihan sehingga merasa dirinya lebih superior
dibanding yang lainnya.
3.1.5.7.
Autisme
Gejala menutup dirinya secara total dari dunia nyata, tidak mau
berkomunikasi dengan orang lain, merasa puas dengan fantasinya sendiri yang
dapat menjurus kesifat yang sinting.
3.1.6.
Pada umumnya penderita kekalutan mental banyak terjadi
di lingkungan :
1. Kota-kota
besar karena pada umumnya dikota besar
tantangan hidup lebih berat sehingga orang merasa dikejar-kejar dalam memenuhi
kebutuhan hidup nya.
2. Anak-anak
usia muda yang
tidak berhasil dalam mencapai yang dikehendaki atau di idam-idamkan.
3. Wanita yang pada umumnya lebih mudah
merasakan suatu masalah yang dibawanya kedalam hati atau perasaan, tetapi sulit
mengeluarkan perasaan tersebut.
4. Orang yang
tidak beragama tidak
memiliki keyakinan bahwa diatas dirinya ada kekuasaan yang lebih tinggi.
5. Orang yang
terlalu mengejar materi
seperti pedagang atau pengusaha yang terlalu berlebihan mencari keuntungan
sebanyak-banyaknya.
4.
PENDERITAAN DAN
PERJUANGAN
Setiap manusia pasti mengalami penderitaan baik ringan
maupun berat. Manusia harus berusaha untuk mengurangi penderitaan semaksimal
mungkin atau bahkan menghilangkannya sama sekali.
Manusia hidup ditakdirkan bukan hanya untuk bahagia,
melainkan juga untuk menderita. Karena itu manusia hidup tidak boleh pesimis
yang menganggap hidupnya adalah bagian dari rangkaian penderitaan. Manusia
harus optimis, harus berusaha mengatasi kesulitan hidupnya. Tuhan tidak akan
merubah nasib seseorang kecuali orang itu sendiri yang berusaha merubahnya.
Pembebasan penderitaan pada hakekatnya meneruskan
kelangsungan hidup dengan cara berjuang menghadapi tantangan hidup dalam alam
sekitar, masyarakat sekitar, dengan waspada disertai doa kepada Tuhan agar
terhindar dari bahaya dan malapetaka. Manusia hanya bisa merencanakan
segalanya Tuhan yang menentukan. Kelalaian manusia dapat menyebabkan
penderitaan bagi manusia itu sendiri.
5. PENDERITAAN DAN SEBAB-SEBABNYA
Sebab-sebab timbulnya
penderitaan antara lain :
5.1.
Penderitaan
yang timbul karena perbuatan buruk manusia
Penderitaan yang menimpa manusia karena perbuatan buruk manusia dapat
terjadi dalam hubungan sesama manusia dan hubungan manusia dengan alam sekitar.
Karena perbuatan buruk antara sesama manusia yang mengakibatkan manusia lain
menderita antara lain :
1. Tawuran pelajar antara SMA 6 dan SMA
70 yang mengakibatkan dua orang luka dan satu orang meninggal dunia. Tawuran
pelajar yang menyisakan penderitaan bagi keluarga maupun dirinya sendiri.
2. TKW Indonesia yang dianiaya di
Malaysia disiksa, disetrika, diperkosa bahkan ada yang sampai meninggal dunia.
Perbuatan buruk majikan yang menyebabkan penderitaan bagi pembantunya sampai
kehilangan nyawanya.
3. Perbuatan buruk orang tua kepada
anak kandung nya yang menganiaya sampai mengakibatkan kematian. Orang tua yang
seharusnya melindungi dan menjadi contoh bagi anak nya malah memberikan
penderitaan kepada anak kandung nya sendiri.
Perbuatan buruk manusia terhadap
lingkungan juga menyebabkan penderitaan bagi manusia. Tetapi manusia tidak
menyadari hal tersebut. Manusia baru menyadari setelah bencana itu terjadi
seperti :
1. Bencana Lumpur Lapindo yang
disebabkan karena kelalaian manusia dalam pengeboran sumur di Sidoarjo Jawa
Timur yang mengakibatkan menyemburnya lumpur panas dari bawah
tanah. Semburan lumpur panas tersebut menyebabkan tergenangnya kawasan
permukiman, pertanian, dan perindustrian di tiga kecamatan di sekitarnya, serta
memengaruhi aktivitas perekonomian di Jawa Timur. Inilah penderitaan manusia akibat
kelalaian pekerja dan pimpinan perusahaan. Mereka harus bertanggung jawab untuk
memulihkan penderitaan warga sekitar.
2. Musibah banjir dan tanah longsor di
Kota Ambon. Bencana ini memakan korban sebanyak 5 orang meninggal akibat banjir
dan 3 orang akibat tanah longsor, belum terhitung lagi jumlah orang yang hilang
dan kerusakan harta benda yang diderita akibat bencana alam ini. Bencana alam
ini bermula karena penebangan hutan secara liar sehingga tanah tidak mampu
menampung debit air hujan dan berakibat banjir disertai tanah longsor.
Pemerintah dan segenap jajaran kesehatan dan tim SAR telah mengevakuasi korban,
memberikan pelayanan kesehatan di Rumah Sakit dan klinik. Mereka bekerjasama
untuk membantu korban keluar dari penderitaan ini.
5.2.
Penderitaan
yang timbul karena penyakit, siksaan / azab Tuhan
Penderitaan juga dapat terjadi karena penyakit, siksaan / azab Tuhan.
Kesabaran, tawakal dan optimisme merupakan usaha manusia untuk mengatasi
penderitaan tersebut. Banyak contoh kasus penderitaan semacam ini antara lain :
1. Seorang anak laki-laki yang lahir
tanpa tangan dan kaki. ia berjuang mental dan emosional serta fisik nya. Awalnya
dia seakan tidak mempunyai harapan untuk hidup seakan hidup ini tidak ada
artinya lagi. Tetapi dia menyadari bahwa ada tangan Tuhan yang akan selalu
membantunya. Tuhan pasti akan menunjukan kebesaran dan kuasanya bagi
orang-orang yang tidak pernah mengenal putus asa. Dengan kekuatannya itu dia
mampu menyelesaikan study nya di Griffith University dan sekarang dia menjadi
seorang motivator Internasional. Dia adalah Nicholas James Vujicic atau yang
biasa sering dipanggil Nick Vujicic.
2.
Nabi
ayub mengalami cobaan Tuhan yaitu dia menderita penyakit kulit selama
bertahun-tahun. Nabi ayub kehilangan masa kejayaannya, keluarganya,
teman dan kaum kerabatnya. Dengan penuh kesabaran dan keihklasan Nabi ayub
menjalankan cobaan dari Tuhan. Berkat kesabaran dan keihlasannya beliau sembuh
total dari penyakitnya dan Allah memberikan kemulian yang berlipat-lipat
sehingga Nabi Ayub tidak lagi miskin.
3.
Tenggelamnya fir’aun dilaut merah
adalah azab yang dijatuhkan Tuhan kepada orang yang angkuh dan sombong. Ketika
fir’aun mengngejar Nabi Musa dan pengikut-pengikutnya menyebrangi laut merah.
Dengan tongkat Nabi Musa laut itu terbelah, Nabi Musa dan para pengikutnya
segera menyebrangi laut tersebut. Ketika fir’aun dan tentaranya tepat berada
ditengah laut merah itu seketika itu juga laut merah tertutup lagi dan fir’aun
beserta bala tentaranya tenggelam didalamnya.
5.3. Nasib Buruk
Dalam kehidupan ini, kita bisa merasakan nasib baik
dan nasib buruk. Kedua hal yang bertentangan ini dialami oleh semua makhluk
hidup di dunia. Tuhan telah menentukan jalan hidup kita. Lika-liku dalam
kehidupan ini pun harus kita jalani dengan ikhlas. Disaat kita tertimpa
musibah, kita akan berpikir bahwa kita sedang mengalami nasib buruk.
Nasib buruk itu memang sudah kehendak-Nya. Segala
cobaan yang diberikan Tuhan kepada umat-Nya tidak akan melebihi batas kemampuan
kita. Yang harus kita lakukan jika sedang bernasib buruk, adalah tetap berdoa
dan berusaha untuk merubah nasib buruk tersebut, dan mengambil hikmah dari
segala cobaan yang diberikan.
Nasib yang tidak memihak pada kita atau yang biasa
disebut nasib buruk selalu menghantui di setiap sisi manusia. Terkadang nasib
buruk menimpa pada waktu yang tidak bisa kita tentukan. Dan datang melalui
berbagai macam hal di dalam kehidupan. Tidak ada yang dapat memprediksi kapan
dan bagaimana hal itu terjadi. Contohnya, penyakit adalah salah satu nasib
buruk yang menimpa kita, ada salah satu penyakit yang menimpa di saat kita
bermimpi buruk yaitu penyakit “sindrom kematian tiba-tiba tak terduga malam”
(SUNDS). SUNDS yang merupakan penyakit genetik menjadikan tubuh gagal untuk
mengkoordinasikan sinyal listrik yang menyebabkan jantung berhenti, Penyakit
ini terutama menyerang orang dewasa muda, terutama keturunan Asia Tenggara.
Kematian terjadi pada malam hari karena jantung
berdetak lebih lemah ketika orang tidur. Jika saja dia meninggalkan bumi ini
dengan keadaan baik, maka beruntunglah dia, namun apabila sebaliknya sungguhlah
mengerikan.
Nasib buruk bukanlah sesuatu yang diberikan
dikarenakan oleh Tuhan. Nasib buruk menimpa karena apa – apa yang telah
dikerjakan oleh insan itu sendiri. Karena telah melakukan suatu keburukan, dia
harus menerima balasannya. Ketika telah datang bala bencana yang selalu
menimpanya, bagi yang kurang imannya dan kurang wawasannnya biasanya dia akan
berpikir buruk tentang nasibnya, selalu berputus asa, mengintimidasikan Tuhan,
yang jelas kesemuanya adalah salah
5.4.
Penyesalan.
Terkadang manusia hanya mau enaknya saja tanpa
memikirkan tanggung jawab dari perbuatannya. Karena memang kenikmatan sementara
itu datang pada awalnya dan hanya menyisakan penyesalan pada akhirnya. Entah
penyesalan akan datang pada diri suatu insan. Jika sudah datang penyesalan,
disitulah titik balik manusia dari perbuatan salah yang selama ini dia lakukan,
keindahan akan hidup antara hubungannya dengan sesama manusia atau hubungannya
dengan Tuhan akan menjadi indah dan nikmat.
Hanya saja kadang penyesalan datang terlambat.
Terlebih kita seorang insan sudah meninggalkan kehidupan dunia ini, tidak ada
yang dapat merubah keburukan – keburukan yang telah dilakukannnya. Ada pula
yang datang penyesalannya ketika seseorang yang dekat di dalam hidupnya telah
meninggalkannya seperti orang tua. Ketika orang tua sudah tiada barulah
tersadarkan tentang apa yang telah dilakukannya selama ini. Sesungguhnya hal
ini tidak perlu terjadi jika saja manusia itu sendiri mau berpikir dan niat
berubah.
Sungguh amat disayangkan jika orang tua yang
melahirkan dan membesarkan kita di dunia ini kalau melihat anaknya terjerumus
ke dalam lubang kegelapan yang tidak pernah berubah sampai akhir hayatnya. Oleh
karena itu, sebisanyalah manusiamembuat orang tua bahagia dengan tidak berbuat
buruk sampai tidak ada penyesalan di dalam hidupnya.
5.5.
Kehilangan yg
dicintai.
Merasa
tersakiti, terpuruk, hancur, dan berantakan. Hal ini sering terjadi saat kita
merasakan penderitaan kehilangan seseorang yang dicintai. Ingat !! ini bukan
akhir hidupmu. Mungkin lama melupakan hal tersebut tapi kita hanya butuh waktu
untuk menerima dengan benar-benar ikhlas kehilangan yang dicintai.Kehilangan
seseorang bisa terjadi bila orang tersebut telah wafat, bercerai atau pun putus
dalam menjalin suatu hubungan dan meninggalkan depresi berat bagi yang
ditinggalkannya. Depresi yang berat ini akan mengguncang kejiwaan seseorang
dalam kehidupannya.
Kita
sebagai manusia diciptakan memiliki rasa dan pemikiran yang panjang, boleh
merasakan kehilangan tetapi jangan berlanjut karena kehidupan kita tak berhenti
sampai disitu karena kehidupan kita masih panjang. Hal ini sering kali terjadi
dalam kehidupan kita. Seseorang yang kita cintai dan sayangi bisa saja pergi
tanpa sepengetahuan kita dan kehendak kita. Terkadang ketika kita kehilangan
seseorang mengakibatkan kesedihan yang mendalam pada diri kita.
Kehilangan
disini bisa berarti kita tidak bisa bertemu dengan orang yang kita cintai
selamanya (meninggal) atau kita bisa bertemu dengan orang itu tetapi kita tidak
bisa memilikinya. Jadi, jika kita kehilangan orang yang kita cintai, kita harus
merelakannya dengan ikhlas dan hati yang lapang dada. Semua peristiwa
mempunyai nilai positif dan negatif untuk hidup ini.
5.6.
Pengaruh
Penderitaan.
Orang yang mengalami penderitaan biasanya akan
memperoleh pengaruh bermacam-macam dari sikap dalam dirinya. Sikap yang timbul
dapat berupa sikap positif ataupun sikap negatif. Sikap negatif misalnya,
penyesalan karena tidak bahagia, sikap kecewa, putus asa, ingin bunuh diri,
Sikap ini diungkapkan dalam peribahasa “Sesal dahulu pendapatan, sesal kemudian
tak berguna” ,”nasib sudah menjadi bubur”. kelanjutan dari sikap negatif
ini dapat timbul sikap anti, misalnya anti kawin atau tidak mau kawin, tidak
punya gairah. Sikap positif yaitu sikap optimis mengatasi penderitaan hidup,
bahwa hidup bukan rangkaian penderitaan, melainkan perjuangan membebaskan diri
dari penderitaan, dan penderitaan itu adalah hanya bagian dari kehidupan.
Sikap positif biasanya kreatif, tidak mudah menyerah,
bahkan mungkin timbul sikap keras atau sikap anti, misalnya anti kawin paksa,
ia berjuang menentang kawin paksa, anti ibu tiri,ia berjuang menentang
kekerasan dan lain-lainnya.
5.7.
Bagaimana Cara
Menyikapi Penderitaan,Nasib Buruk,Penyesalan & Kehilangan Orang yang di
Cintai
Ketika menghadapi suatu penderitaan kita harus
menyikapi penderitaan tersebut dengan sikap yang positif.
·
Optimis dalam mengatasi penderitaan
hidup.
·
Selalu
yakin bahwa hidup bukan rangkaian penderitaan melainkan perjuangan.
·
Membebaskan
diri dari penderitaan karena penderitaan itu adalah hanya bagian dari
kehidupan.
·
Berusaha
kreatif, tidak mudah menyerah.
·
Keadaan
yang sudah tidak sesuai ditinggalkan dan diganti dengan keadaan yang lebih
sesuai, keadaan yang berupa hambatan harus disingkirkan.
6.
PENGARUH PENDERITAAN
Setiap penderitaan yang
dialami oleh seseorang membawa pengaruh baik positif maupun negatif.
Sikap positif yaitu sikap
optimis dalam menghadapi penderitaan hidup, bahwa hidup bukan rangkaian
penderitaan, melainkan perjuangan membebaskan diri dari penderitaan, dan
penderitaan itu hanya bagian dari kehidupan.Sedangkan sikap negatif misalnya
penyesalan karena tidak bahagia, kecewa, putus asa, ingin bunuh diri.
7. HUBUNGAN
MANUSIA DENGAN PENDERITAAN
Allah
adalah pencipta segala sesuatu yang ada di alam semesta ini. Dialah yang maha
kuasa atas segala yang ada isi jagad raya ini. Beliau menciptakan mahluk yang
bernyawa dan tak bernyawa. Allah tetap kekal dan tak pernah terikat dengan
penderitaan.
Mahluk
bernyawa memiliki sifat ingin tepenuhi segala hasrat dan keinginannya. Perlu di
pahami mahluk hidup selalu membutuhkan pembaharuan dalam diri, seperti
memerlukan bahan pangan untuk kelangsungan hidup, membutuh air dan udara. Dan
membutuhkan penyegaran rohani berupa ketenangan. Apa bila tidak terpenuhi
manusia akan mengalami penderitaan. Dan bila sengaja tidak di penuhi manusia
telah melakukang penganiayaan. Namun bila hasrat menjadi patokan untuk selalu
di penuhi akan membawa pada kesesatan yang berujung pada penderitaan kekal di
akhirat.Manusia sebagai mahluk yang berakal dan berfikir, tidak hanya
menggunakan insting namun juga pemikirannya dan perasaanya. Tidak hanya naluri
namun juga nurani.
Manusia
diciptakan sebagai mahluk yang paling mulia namun manusia tidak dapat berdiri
sendiri secara mutlah. Manusia perlu menjaga dirinya dan selalu mengharapkan
perlindungan kepada penciptanya. Manusia kadang kala mengalami kesusahan dalam
penghidupanya, dan terkadang sakit jasmaninya akibat tidak dapat memenuhi
penghidupanya.
Manusia
memerlukan rasa aman agar dirinya terhidar dari penyiksaan. Karena bila tidak
dapat memenuhi rasa aman manusia akan mengalami rasa sakit. Manusia selau berusaha
memahami kehendak Allah, karena bila hanya memenuhi kehendak untuk mencapai
hasrat, walau tidak menderita didunia, namun sikap memenuhi kehendak hanya akan
membawa pada pintu-pintu kesesatan dan membawa pada penyiksaan didalam neraka.
Manusia
didunia melakukan kenikmatan berlebihan akan membawa pada penderitaan dan rasa
sakit. Muncul penyakit jasmani juga terkadang muncul dari penyakit rohani.
Manusia mendapat penyiksaan di dunia agar kembali pada jalan Allah dan
menyadari kesalahanya. Namun bila manusia tidak menyadari malah semakin
menjauhkan diri maka akan membawa pada pederitaan di akhirat.
BAB III
PENUTUP
PENUTUP
1. Kesimpulan
Penderitaan adalah merupakan perjuangan, Setiap manusia pasti mengalami penderitaan, baik berat ataupun ringan yang bersifaat kodrati yang sudah menjadi konsekwensi hidup manusia. Karena terserah kepada manusia itu sendiri untuk berusaha mengurangi penderitaan itu semaksimal mungkin, bahkan menghindari atau menghilangkan sama sekali. Sehingga manusia hidup tidak boleh pesimis, yang menganggap sebagai rangkaian penderitaan, melainkan optimis, berusaha mengatasi kesulitan hidup.
Penderitaan adalah merupakan perjuangan, Setiap manusia pasti mengalami penderitaan, baik berat ataupun ringan yang bersifaat kodrati yang sudah menjadi konsekwensi hidup manusia. Karena terserah kepada manusia itu sendiri untuk berusaha mengurangi penderitaan itu semaksimal mungkin, bahkan menghindari atau menghilangkan sama sekali. Sehingga manusia hidup tidak boleh pesimis, yang menganggap sebagai rangkaian penderitaan, melainkan optimis, berusaha mengatasi kesulitan hidup.
Pembebasan
dari penderitaan pada hakekatnya meneruskan kelangsungan hidup. caranya yaitu
berjuang menghadapi tantangan hidup dalam alam lingkungan, masyarakat sekitar,
dengan waspada, dan disertai doa kepada Tuhan supaya terhindar dari bahaya dan
malapetaka. Manusia hanya merencanakan dan Tuhan yang menentukan.
Penderitaan
itu terjadi karena perbuatan yang kita lakukan. Bila kita melakukan hal yang
buruk maka penderitaan tersebut akan datang silih berganti, tetapi jika kita
melakukan perbuatan yang baik maka penderitaan itupun akan segera berakhir jika
kita menghadapinya dengan optimis dan penuh keyakian. Tuhan tidak pernah
membuat penderitaan melebihi kekuatan yang di miliki setiap hambanya. Jadi,
apapun penderitaan itu harus kita hadapi dengan optimis dan selalu yakin kepada
Tuhan Yang MahaEsa.Bila kita mengalami suatu penderitaan,maka sikap kita yang
paling jitu adalah “mawas diri”.Dengan jalan itu dapat memperoleh jawaban
penderitaan sebagai ujian Allah, sehingga kita bersabar atau tawakkal sambil
berikhtiar menyingkirkan penderitaan itu.
2. Saran
- Setiap Manusia haruslah lebih bijak dalam menghadapi setiap permasalahan.
- Menghadapi penderitaan tidaklah mudah, namun semua itu jangan dijadikan beban, karena semua permasalahan pasti ada solusinya, dan hal itu bisa terjadi jika seseorang tersebut yang berkeinginan untuk merubahnya.
DAFTAR PUSTAKA
- Widyo Nugroho, Achmad Muchji. 1996. Ilmu Budaya Dasar. Jakarta : Universitas Gunadarma
- Poerwadarminto. 1992. Kamus Besar Bahasa Indonesia
- Wirawan, Sarlito.1991. Psikologi Remaja. Rajawali Press. Jakarta
- Media elektronik dan media cetak. 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar