KATA
PENGANTAR
Puji
dan syukur saya panjatkan terhadap Tuhan Yang Maha Esa karena atas ijin dan
kuasanyalah sehingga saya bisa menyelesaikan makalah ini dengan
baik. Makalah ini berjudul “ Manusia dan Keindahan “ dimana didalamnya
membahas tentang makna keindahan, makna renungan , serta makna kehalusan.
Pada
dasarnya makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas matakuliah Ilmu Budaya
Dasar, Namun lebih dari itu penulis berharap semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua untuk menambah ilmu pengetahuan kita umumnya
tentang manusia dan keindahan.
Ucapan
terima kasih kepada dosen pengajar mata kuliah IBD, seluruh teman-teman Teknik
Informatika, serta semua yang ikut memberikan bantuan baik berupa materi,
tenaga ataupun sumbang pikiran atas terselesaikanya makalah ini. Kurang dan
lebihnya penulis memohon maaf dan akhir kata saya ucapkan banyak terimakasih.
Depok, 01 April
2014
Penyusun
Nurcahaya Sinaga
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar belakang
Setiap manusia mempunyai sifat keindahan
yang berbeda-beda dengan sesamanya. Karena itu merupakan pemberian dari Tuhan
Yang Maha Esa kepada setiap umatnya untuk merasakan apa aja yang ada di alam
ini.
Ditinjau dari segi bahasa,Keindahan
berasal dari kata Indah, diartikan sebagai keadaan yang enak dipandang, cantik,
nyaman, bagus benar atau elok. Keindahan identik dengan kebenaran.
Keindahan dalam arti estetika murni menyangkut pengalaman estetik seseorang
dalam hubungannya dengan segala sesuatu yang diserapnya. Keindahan dalam arti
terbatas mempunyai arti yang lebih disempitkan sehingga hanya menyangkut
benda-benda yang dapat diserap dengan Indera Penglihatan, yakni berupa
keindahan bentuk dan warna.
Nilai Estetik menurut Teori The Liang
Gie menjelaskan bahwa, pengertian keindahan dianggap sebagai salah satu
jenis nilai seperti halnya nilai moral, nilai ekonomi, nilai Pendidikan, dan
sebagainya. Renungan berasal dari kata renung, merenung artinya dengan
diam-diam memikirkan sesuatu, atau memikirkan sesuatu dengan dalam-dalam.
Renungan adalah hasil merenung. Keserasian berasal dari kata
serasi; serasi dari kata dasar Rasi artinya cocok, sesuai, atau kena
benar . Kata cocok, sesuai atau kena benar mengandung unsur pengertian
perpaduan, ukuran dan seimbang. Kehalusan berasal dari kata Halus artinya
tidak kasar (perbuatan) lembut, sopan, baik (budi bahasa), beradab.
Kehalusan berarti sifat-sifat yang halus, kesopanan dan atau keadaban.
1.2.Rumusan
masalah
Adapun
yang menjadi rumusan masalah pada makalah ini yaitu sebagai berikut :
1. Apa
pengertian Manusia ?
2. Apa
pengertian Keindahan?
3. Apa
makna dari keindahan?
4.
Apa
hubungan manusia dengan keindahan?
5.
Apa
keserasian dan kehalusan dari keindahan?
1.3. Tujuan
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk
menyadari makna keindahan, , keserasian, dan kehalusan bagi manusia serta
menerapkan dalam kehidupan sehari-hari.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Manusia
Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna dibandingkan dengan
makhluk lainnya, karena manusia mempunyai akal dan pikiran untuk berfikir
secara logis dan dinamis, dan bisa membatasi diri dengan perbuatan yang tidak
dilakukan, dan kita pun bisa memilih perbuatan mana yang baik (positif) atau
buruk (negatif) buat diri kita sendiri. Selain itu dapat diartikan manusia
secara umum adalah manusia sebagai makhluk pribadi dan makhluk sosil. Karena
bukan hanya diri sendiri saja tetapi manusia perlu bantuan dari orang lain.
Maka sebab itu manusia adalah makhluk pribadi sekaligus makhluk sosial.
Pengertian manusia dapat dilihat dari berbagai segi.
Secara bahasa manusia berasal dari kata “manu” (Sansekyerta), “mens” (Latin),
yang berarti berpikir, berakal budi atau makhluk yang mampu menguasai makhluk
lain. Secara istilah manusia dapat diartikan sebuah konsep atau sebuah fakta,
sebuah gagasan atau realitas, sebuah kelompok (genus) atau seorang individu.
Secara biologi, manusia diartikan sebagai sebuah spesies primata
dari golongan mamalia yang
dilengkapi otak berkemampuan
tinggi.
B. Pengertian
keindahan
Keindahan berasal dari kata Indah, Keindahan atau
"Beauty" adalah sifat dari sesuatu yang memberi kita rasa senang bila
melihatnya. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia,Keindahan diartikan sebagai
keadaan yang enak dipandang, cantik, bagus benar atau elok. Keindahan juga
dapat memberikan kita rasa keingintahuan tentang hal tersebut semakin terus
bertambah. Contohnya Suara, Warna, dan sebagainya. Semua itu termasuk indah yang
merupakan ciptaan Tuhan secara langsung.
Tidak demikian halnya dengan keindahan yang
merupakan karya cipta manusia. Keindahan yang merupakan karya cipta
manusia itu dibatasi oleh ruang dan waktu. Meskipun keindahan karya cipta
manusia itu universal, akibat pemaknaannya akan berbeda. Perbedaan itu dibatasi oleh ruang dan waktu. Keindahan
juga identik dengan kebenaran. Keindahan adalah kebenaran, dan kebenaran adalah
keindahan. Keduanya memiliki nilai yang sama yaitu abadi, dan mempunyai daya
tarik yang bertambah, yang tidak mengandung kebenaran berarti tidak indah.
Sesuatu yang mengandung kebenaran (bukan tiruan/ Asli) Keindahan juga bersifat
Universal, yang tidak terikat oleh selera perorangan, waktu dan tempat, selera
mode, kedaerahan. Kemudian pertanyaannya apakah keindahan itu? Apakah nilai
Estetik itu? Yang mendorong manusia menciptakan keindahan.
Menurut sejarah
Yunani kuno abad 18, pada saat itu pengertian keindahan telah di pelajari oleh
para Filsuf. Menurut The Liang Gie dalam bukunya “Garis Besar Estetik”
(Filsafat Keindahan), dalam bahasa Inggris Keindahan diterjemahkan dengan kata
“Beautiful” , bahasa Perancis “Beau”, Italia dan Spanyol “Bello”, kata-kata itu
berasal dari bahasa Latin “Bellum”, akar katanya adalah “Bonum” yang berarti
Kebaikan kemudian mempunyai bentuk pengecilan menjadi “Bonellum” dan terakhir
dipendekkan menjadi “bellum”. Kemudian menurut luas cakupannya, Keindahan dibedakan
menjadi tiga macam pengertian, yaitu :
a) Keindahan
Dalam Arti Luas
Keindahan dalam arti luas, menurut The Liang Gie,
mengandung gagasan tentang kebaikan. Untuk ini bisa dilihat misalnya dari
pemikiran Plato, yang menyangkut adanya watak yang indah dan hukum yang indah:
Aristoteles yang melihat keindahan sebagai sesuatu yang baik dan juga
menyenangkan; Plotinus yang ber bicar a tentang ilmu yang indah dan kebajikan
yang indah atau bisa pula disimak dari apa yang biasa dibicar akan oleh or ang-
orang Yunani mengenai buah pikir an yang indah dan adat kebiasaan yang indah.
Tetapi bangsa Yunani juga mengenal pengertian keindahan dalam arti estetik
disebutnya “Syimmetria” , untuk keindahan berdasarkan pengelihatan.
(misalnya pada seni pahat dan arsitektur) dan “Harmonia” untuk keindahan
bedasarkan pendengaran (musik).
Jadi
pengertian yang seluas-luasnya meliputi :
Ø Keindahan
Seni
Ø Keindahan
Alam
Ø Keindahan
Moral
Ø Keindahan
Intelektual
Ø
Keindahan
Dalam Arti Estetika Murni
Hal ini
murni menyangkut pengalaman estetik seseorang dalam hubungannya dengan segala
sesuatu yang diserapnya.
Ø
Keindahan
Dalam Arti Terbatas
Keindahan dalam arti terbatas mempunyai arti yang
lebih disempitkan sehingga hanya menyangkut benda-benda yang dapat diserap
dengan Indera Penglihatan, yakni berupa keindahan bentuk dan warna. Filsuf
seni merumuskan keindahan sebagai kesatuan hubungan yang terdapat antara
penerapan-penerapan inderawi kita (Beauty is unity of formal realitions of our
sense percepctions). Thomas Aquinos(1225-1274) mengatakan bahwa keindahan
adalah sesuatu yang menyenangkan bila mana dilihat (Id qout visum placet).
Kata
estetika berasal dari kata Aesthesis yang artinya perasaan atau sensitivitas,
karena memang pada awalnya pengertian ini berhubungan dengan lidah dan
perasaan. Dalam pengertian teknis, Estetika adalah ilmu keindahan atau
ilmu yang mempelajari keindahan, kecantikan secara umum. Pengertian ini
berdasarkan kepada, bila kita memandang sesuatu obyek dan obyek itu dapat
memberikan rasa senang, puas dan sebagainya yang sejalur dengan kata tersebut,
maka dapat dikatakan obyek yang dipandang itu mengandung keindahan. Dalam
perkembangannya, pengertian ini, kemudian berubah meluas, tidak lagi berkaitan
dengan lidah dan perasaan, tetapi berhubungan dengan pikiran, etika dan logika.
Teori
The Liang Gie menjelaskan bahwa, pengertian keindahan dianggap sebagai salah
satu jenis nilai seperti halnya nilai Moral, nilai Ekonomi, nilai Pendidikan, dan
sebagainya. Nilai yang berhubungan dengan segala sesuatu yang tercakup dalam
pengertian keindahan disebut Nilai Estetik.
Dibawah ini adalah alasan dan tujuan
manusia menciptakan keindahan :
a. Tata
nilai yang telah usang
Tata nilai yang sudah
tidak sesuai dengan kondisi dan keadaan pada zaman sekarang, sehingga dirasakan
sebagai hambatan yang dapat merugikan nilai- nilai kemanusiaan dan dipandang
sebagai hak- hal dapat mengurangi nilai moral bermasyarakat, sehingga bisa
dikatakan tiodak indah.
b. Kemerosotan
zaman
Keadaan yang
merendahkan derajat dan nilai kemanusiaan ditandai dengan kemerosotan moral.
Kemerosotan moral dapat diketahui dari tingkah laku dan perbuatan bejat
terutama dari segi kebutuhan seksual. Kebutuhan seksual ini dipenuhinya tanpa
menghiraukan ketentuan- ketentuan agama dan norma-norma yang berlaku dalam
masyarakat. Yang demikian itu tidak baik, yang tidak baik iu tidak indah.
c. Penderitaan
Manusia
Penderitaan merupakan
hal yang pernah dialami semua orang, dan hal ini merupakan resiko hidup
manusia, yang diberikan oleh Tuhan agar manusia sadar untuk tidak menjauh
dariNya. Walaupun penderitaan adalah resiko hidup manusia, tapi hampir semua orang
menyukai adanya penderitaan, dan menganggap penderitaan merupakan hal yang
tidak baik, yang tidak baik iu tidak indah.
d. Keagungan
Tuhan
Keindahan merupakan
anugerah yang diberikan oleh manusia dan maka dari itu kita sebagai manusia
wajib mensyukurinya, dan sebagian dari kita mengungkapkan rasa syukur tersebut
dalam bentuk karya seni, seperti melukis pemandangan, yang merupakan hasil
karya seni yang Agung yang diciptakanoleh Allah untuk kita sebagai hambanya.
C. Makna
Keindahan
Sebenarnya yang namanya keindahan itu secara
akademis sudah dikaji manusia sejak abad ke delapan belas, pada saat para
filsuf banyak tertarik untuk mengembangkan estetika, salah satu cabang dari
filsafat yang tidak lain berbicara soal keindahan.
Beberapa
definisi keindahan berdasarkan pendapat para ahli antara lain :
Ø
Mortiner
Adler mendefinisikan keindahan adalah Sifat dari suatu benda yang memberi
kita kesenangan yang tidak berkepentingan yang kita bisa memperolehnya
semata-mata dari memikirkan atau melihat benda individual itu sebagaimana
adanya.
Ø
Thomas
Aquinas mendefinisikan keindahan adalah Sesuatu yang menyenangkan ketika
dilihat.
Ø
Charles
J. Bushell mendefinisikan keindahan adalah Kualitas yang mendatangkan penghargaan
yang mendalam tentang bebagai nilai atau ideal yang membangkitkan
semangat Keindahan adalah perpaduan dari sesuatu yang baik bentuknya
dengan yang bertenaga hidup.
Ø
David
Hume Hamsterhuis mendefinisikan keindahan adalah Yang indah adalah yang paling
banyak mendatangkan rasa senang, dan itu adalah yang dalam waktu
sesingkat- singkatnya paling banyak memberikan pengalaman yang
menyenangkan
Ø
Kahlil
Gibran Keindahan adalah sesuatu yang menarik jiwamu. Keindahan adalah
cinta yang tidak memberi namun menerima
Ø
Winchelmann
: Keindahan dapat terlepas sama sekali dar i kebaikan
Ø
Sulzer
: Yang indah hanyalah yang baik. Jika belum baik ciptaan itu belum
indah. Keindahan harus dapat memupukan rasa moral. Jadi ciptaan- ciptaan
yang amoral tidak bisa dikatakan indah, karena tidak dapat
digunakan untuk memupuk moral
Dengan
melihat demikian beragamnya pengertian keindahan, dan kita harus percaya bahwa
yang di atas itu hanyalah sebagian kecil, boleh jadi akan mengecewakan kita
yang memuaskan. Namun demikian, dari berbagai pengertian yang ada, sebenarnya,
kita bisa menempatkannya dalam kelompok-kelompok pengertian tersendiri, paling
tidak kita bisa menangkap arah atau kecenderungan dari suatu pengertian yang
dikemukakan seseorang sesuai dengan pengelompokan seseor ang sesuai dengan
pengelompokan- pengelompokan yang ada. Pengelompokan-pengelompokan
yang bisa kita buat adalah sebagai berikut :
1. Pengelompokan
pengertian keindahan berdasar pada titik pijak atau landasannya. Dalam hal ini
ada 2 pengertian keindahan, yaitu yang bertumpu pada objek dan subjek. Yang
pertama, yaitu yang bertumpu Keindahan Objektif adalah keindahan yang memang
ada pada objeknya sementara kita sebagai pengamat harus menerima
sebagaimana mestinya. Sedangkan yang kedua, yang disebut Keindahan Subjektif adalah
keindahan yang biasanya ditinjau dari segi subjek yang melihat dan
menghayatinya. Disini keindahan diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat
menimbulkan rasa senang pada diri si penikmat dan penghayat (Subjek) tanpa
dicampuri keinginan–keinginan yang bersifat praktis, atau kebutuhan-kebutuhan
pribadi si penghayat.
2.
Pengelompokan
pengertian keindahan dengan berdasar pada cakupannya. Bertitik tolak dari
landasan ini kita bisa membedakan antara keindahan sebagai kualitas abstrak dan
keindahan sebagai sebuah benda tertentu yang memang indah. Perbedaan semacam
ini lebih tampak, misalnya dalam penggunaan bahasa inggris yang mengenalnya
istilah Beauty untuk keindahan yang pertama, dan isitilah The beautiful untuk
pengertian yang kedua, yaitu benda atau hal- hal tertentu yang memang indah.
3. Pengelompokan pengertian keindahan berdasar
luas-sempitnya. Dalam pengelompokan ini kita bisa membedakan antara pengertian
keindahan dalam arti luas, dalam arti estetik murni, dan dalam arti yang
terbatas. Dari apa yang dikemukakan di atas, dua hal bisa kita petik,
yaitu : Pertama, keindahan menyangkut persoalan filsafati, sehingga jawaban
terhadap apa itu keindahan sudah barang tentu bisa bermacam- macam. Kedua,
keindahan sebagai pengertian mempunyai makna relatif, yaitu sangat tergantung
kepada subjeknya.
D. Hakikat dari Keindahan
Keindahan adalah susunan kualitas atau pokok
tertentu yang terdapat pada suatu hal kulitas yang paling disebut adalah
kesatuan (unity) keselarasan (harmony) kesetangkupan (symmetry) keseimbangan
(balance) dan pertentangan (contrast).
Herbet Read merumuskan bahwa keindahan adalah
kesatuan dan hubungan-hubungan bentuk yang terdapat diantara
pencerapan-pencerapan indrawi manusia. Filsuf abad pertengahan Thomas Amuinos
mengatakan bahwa keindahan adalah sesuatu yang menyenangkan bilamana dilihat.
Ada 2 nilai yang penting dalam Keindahan :
1. Nilai
ekstrinsik yakni nilai yang sifatnya sebagai alat atau membantu untuk sesuatu
hal. Contohnya tarian yang disebut halus dan kasar.
2. Nilai
intrinsik yakni sifat baik yang terkandung di dalam atau apa yang merupakan
tujuan dari sifat baik tersebut. Contohnya pesan yang akan disampaikan dalam
suatu tarian.
Teori estetika
keindahan menurut Jean M. Filo dalam bukunya “Current Concepts of Art”
dikelompokkan dalam tiga kelompok besar, yaitu :
Ø Kelompok
yang berpendapat bahwa keindahan itu bersifat subjektif adanya, yakni
karena manusianya menciptakan penilaian indah dan kurang indah dalam pikirannya
sendiri.
Ø Kelompok
yang berpendapat bahwa keindahan bersifat objektif adanya, yakni karena
keindahan itu merupakan nilai yang intrinsik ada pada suatu objek.
Ø Kelompok
yang berpendapat bahwa keindahan itu merupakan pertemuan antara yang subjektif
dan yang objektif, artinya kualitas keindahan itu baru ada apabila terjadi
pertemuan antara subjek manusia dan objek substansi.
E. Hubungan
Manusia dengan Keindahan
Manusia dan keindahan memang tak bisa dipisahkan
sehingga kia perlu melestarikan bentuk dari keindahan yang telah dituangkan
dalam berbagai bentuk kesenian (seni rupa, seni suara maupun seni pertunjukan)
yang nantinya dapat menjadi bagian dari suatu kebudayaan yang dapat dibanggakan
dan mudah-mudahan terlepas dari unsur politik. Kawasan keindahan bagi manusia
sangat luas, seluas keanekaragaman manusia dan sesuai pula dengan perkembangan
peradaban teknologi, sosial, dan budaya. Karena itu keindahan dapat dikatakan,
bahwa keindahan merupakan bagian hidup manusia. Keindahan tak dapat dipisahkan
dari kehidupan manusia. Dimanapun kapan pun dan siapa saja dapat menikmati
keindahan.
Keindahan
identik dengan kebenaran. Keindahan merupakan kebenaran dan kebenaran adalah
keindahan. Keduanya mempunyai nilai yang sama yaitu abadi, dan mempunyai daya
tarik yang selalu bertambah. Sesuatu yang tidak mengandung kebenaran berarti
tidak indah. Karena itu hanya tiruan lukisan Monalisa yang tidak indah, karena
dasarnya tidak benar. Sudah tentu kebenaran disini bukan kebenaran ilmu,
melainkan kebenaran menurut konsep dalam seni. Dalam seni, seni berusaha
memberikan makna sepenuh-penuhnya mengenai obyek yang diungkapkan.
Manusia yang
menikmati keindahan berarti manusia mempunyai pengalaman keindahan.
Pengalaman keindahan biasanya bersifat terlihat (visual) atau terdengar
(auditory) walaupun tidak terbatas pada dua bidang tersebut.
Keindahan
tersebut pada dasarnya adalah almiah. Alam itu ciptaan Tuhan. Alamiah itu
adalah wajar tidak berlebihan dan tidak kurang. Konsep keindahan itu
sendiri sangatlah abstrak ia identik dengan kebenaran. Batas keindahan akan
behenti pada pada sesuatu yang indah dan bukan pada keindahan itu sendiri.
Keindahan mempunyai daya tarik yang selalu bertambah, sedangkan
yang tidak ada unsur keindahanya tidak mempunyai daya tarik. Orang yang
mempunyai konsep keindahan adalah orang yang mampu berimajinasi, rajin dan
kreatif dalam menghubungkan benda satu dengan yang lainya. Dengan kata lain
imajinasi merupakan proses menghubungkan suatu benda dengan benda lain sebagai
objek imajinasi. Demikian pula kata indah diterapkan untuk persatuan
orang-orang yang beriman, para nabi, orang yang menghargai kebenaran dalam
agama, kata dan perbuatan serta orang –orang yang saleh merupakan persahabatan
yang paling indah.
F. Renungan
Renungan berasal dari kata renung, merenung artinya
dengan diam-diam memikirkan sesuatu, atau memikirkan sesuatu dengan
dalam-dalam. Renungan adalah hasil merenung. Merenung artinya secara diam-diam
memikirkan sesuatu hal kejadian dengan mendalam. Renungan adalah pembicaraan
diri kita sendiri atau pembicaraan dalam hati kita tentang suatu hal.
Setiap orang pernah merenung. Sudah tentu kadar r enungannya satu sama
lain berbeda, meskipun objek yang direnungkannya sama, lebih pula apabila objek
renungannya berbeda. Jadi apa yang direnungkannya itu bergantung kepada objek
dan subjek .
Setiap kegiatan untuk merenung atau mengavaluasi
segenap pengetahuan yang dimiliki dapat disebut berfilsafat. Jadi berfilsafat
adalah terjadinya proses pembicaraan, evaluasi dengan hati kita sendiri
mengenai suatu peristiwa.
Contoh hasil renungan yang menghasilkan pengetahuan
yaitu Newton dengan gaya gravitasinya. Akan tetapi tidak semua orang
mampu berfikir kefilsafatan. Pemikiran kefilsafatan mendasarkan diri kepada penalaran.
Penalaran adalah proses berpikir yang logik dan anal itik. Berpikir merupakan
kegiatan untuk menyusun pengetahuan yang benar. Berpikir logik menunjuk pola
berpikir secara luas. Kegiatan berpikir dapat disebut logik ditinjau dari suatu
logika tertentu. Maka ada kemungkinan suatu pemikiran yang logik akan menjadi
tidak logik bila ditinjau dari sudut logika yang lain.
Penalaran merupakan kegiatan berpikir yang juga menyandarkan
diri kepada suatu analisis. Analisis adalah kegiatan berpikir berdasarkan
langkah- langkah tertentu, sehingga pengetahuan yang diperoleh disebut
pengetahuan tidak langsung. Pemikiran ilmiah (keilmuan) dan pemikiran
kefilsafatan mendasarkan diri kepada logika analitik. Hanya saja pemikiran kefilsafatan mempunyai
karakteristik sendiri yang berbeda dengan karakter keilmuan.
Pemikiran
kefilsafatan mempunyai 3 macam ciri, yaitu:
1. Menyeluruh artinya pemikiran yang luas, bukan hanya
ditinjau dari sudut pandang tertentu. Pemikiran kefilsafatan ingin mengetahui
antara ilmu yang satu dengan ilmu-ilmu yang lain. Hubungan
ilmu dengan mor al seni dan tujuan hidup.
2. Mendasar
artinya pemikiran yang dalam sampai kepada hasil yang fundamental (keluar
gejala), sehingga dapat dijadikan dasar berpjak bagi segenap bidang keilmuan.
3. Spekulatif
artinya hasil pemikiran yang di dapat diijadikan dasar untuk
pemikiran-pemikiran selanjutnya. Hasil pemikirannya selalu dimaksudkan sebagai
dasar untuk menjelajah wilayah pengetahuan yang baru.
G. Keserasian
Keserasian berasal dari kata serasi; serasi dari
kata dasar Rasi artinya cocok, sesuai, atau kena benar . Kata cocok, sesuai
atau kena benar mengandung unsur pengertian perpaduan, ukuran dan seimbang.
Perpaduan misalnya orang berpakaian antara kulit dan warnanya yang dipakai
cocok. Sebaliknya orang hitam memakai wana hijau, tentu makin hitam. Warna
hijau pantas dipakai oleh orang berkulit kuning. Atau kepasar menggunakan
pakaian pesta, atau sebaliknya berpesta menggunakan pakaian santai, dan
lain-lain. Hal seperti ini tentu tidak serasi dan kur ang cocok, kurang kena.
Dan tentu akan dikatakan oleh setiap orang “ Sayang” atau kata-kata lain yang
menunjukkan kekecewaan. Oleh karena yang memandang itu merasa kecewa dengan
adanya hal yang kurang serasi .
Dalam memadu rumah dan halaman, rumah yang bagus
dengan halaman luas dan tersusun rapi dengan bunga-bunga yang indah, orang akan
memuji keserasian itu. Tetapi sebaliknya, rumah yang bagus yang tidak mempunyai
halaman tentu orang akan mengatakan “Sayang” . Jadi dalam hal memadu rumah dan
halaman itu ada unsur ukuran- ukuran yang seimbang.
Dalam berpakaian
sangat diutamakan keserasian warna dan bentuk serta potongan tubuh. Atau dapat
juga kita kagum atas kecantikan wanita dan kecakapan pria pada waktu duduk.
Setiap orang melihat terheran-heran melihat wajahnya. Hampir semua mata
memandang ke arah wanita atau pria yang dikagumi semua yang hadir itu. Tetapi
setelah berdiri, semua orang mengeluh “Sayang”, karena tinggi orang itu tidak
sesuai dengan harapan kita, ternyata terlalu pendek hal seperti itu juga
menyatakan ukuran.
Contohnya Lagu
merupakan pertentangan suara tinggi-rendah, panjang-pendek, keras-lembut yang
terpadu begitu rupa, sehingga telinga kita dibuat asyik mendengarkan dan hati
kita merasa puas. Tetapi apabila terjadi sekonyong- konyong suara yang
seharusnya menurut rasa kita menanjak justru kebalikannya, kita tentu akan
kecewa. Dalam hal lagu, irama yang indah itu merupakan per tentangan yang serasi.
Karena itu,
dalam keindahan itu, sebagian besar ahli pikir mejelaskan, bahwa keindahan pada
dasarnya adalah sejumlah kualita pokok tertentu yang terdapat pada sesuatu hal;
Kualita yang paling sering disebut adalah Kesatuan (Unity), Keselarasan (Har
mony), Ketangkupan (Symetry), Keseimbangan (Balance) dan Pertentangan
(Contrast). Selanjutnya dalam hal keindahan itu dikatakan tersusun dari
berbagai keselarasan dan pertentangan dari garis, warna, bentuk dan kata-kata.
Tetapi ada pula yang berpendapat bahwa Keindahan adalah suatu kumpulan hubungan
yang selaras dalam suatu benda dan diantara benda itu dengan si pengamat.
Keserasian
identik dengan Keindahan. Keindahan adalah suatu susunan keserasian yang dapat
menciptakan kesenangan bagi penglihatan dan pendengaran. Sesuatu yang serasi
tentu tampak indah dan yang tidak serasi tidak indah. Pendapat lain mengatakan,
bahwa pengalaman estetik sebagai suatu keselarasan dinamik dan per enungan yang
menyenangkan. Dalam keselar asan itu seseorang memiliki perasaan seimbang dan
tenang dan mempunyai cita rasa akan sesuatu yang berakhir dan merasa hidup
sesaat ditengah-tengah kesempurnaan yang menyenangkan hati dan ingin memper
panjangnya.
Keserasian tidak
ada hubungan dengan kemewahan. Sebab keserasian merupakan perpaduan antara
warna, bentuk dan ukuran. Atau keserasian merupakan pertentangan antara
nada-nada tinggi-rendah, keras-lembut, dan panjang-pendek. Kadang-kadang
kemewahan menunjang keserasian, tetapi tidak selalu .
H. Kehalusan
Kehalusan berasal dari kata Halus artinya tidak
kasar (perbuatan) lembut, sopan, baik (budi bahasa), beradab. Kehalusan berarti
sifat-sifat yang halus, kesopanan dan atau keadaban. Halus bagi manusia
iu sendiri ialah berupa sikap, yakni sikap halus. Sikap halus adalah sikap
lembut dalam menghadapi orang. Lembut dalam mengucapkan kata-kata, lembut dalam
roman muka, lembut dalam sikap anggota badan lainnya.
Halus itu berarti sikap manusia dalam pergaulan baik
dalam masyarakat kecil maupun masyarakat luas. Sudah tentu sebagai lawannya
ialah sikap kasar atau sikap orang sedang emosi,bersikap sombong, bersikap kaku
sikap orang yang sedang bermusuhan. Sikap halus atau lembut merupakan
gambaran hati yang tulus serta cinta kasih ter hadap sesama. Sebab itu orang
yang bersikap halus atau lembut biasanya suka memperhatikan kepentingan orang
lain, dan suka menolong orang lain. Sikap lembut merupakan perwujudan pula dari
sifat-sifat ramah, sopan, sederhana dalam pergaulan. Sikap halus juga
dimiliki orang yang bersikap rendah hati. Karena orang yang bersikap rendah
hati adalah orang yang halus tutur bahasanya, sopan tingkah lakunya, tidak
sombong, tidak membedakan pangkat dan derajat dalam pergaulan.
Kehalusan atau kelembutan atau sebaliknya kekerasan
itu yang menilai orang lain, orang yang dihadapi atau orang yang menyaksikan.
Sudah tentu yang dinilai adalah gerak laku, roman muka, tutur bahasa, dan
sebagainya. Anggota badan yang melahirkan sikap kehalusan itu ialah Kaki,
Tangan, Kepala, Mulut, Bibir, Mata, Bahu. Selain itu roman muka, perkataan,
pemilihan kata, penyusunan kalimat dan irama bahasa juga dapat dinilai halus
dan tidaknya.
Bagian Rohaniah yang melahir kan sikap : Kemauan,
Perasaan dan Pikiran atau Karsa, Rasa dan Cipta. Tiga unsur Rohaniah ini saling
berkaitan, saling mempengaruhi dan mewujudkan tingkah laku, tutur bahasa,
perbuatan yang semuanya itu dapat dinilai kehalusan dan kekasarannya.
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun
yang menjadi kesimpulan makalah ini adalah sebagai berikut :
Ø Keindahan
berasal dari kata Indah, Keindahan adalah sifat dari sesuatu yang memberi kita
rasa senang bila melihatnya, keadaan yang enak dipandang, cantik, bagus
benar atau elok.
Ø
Merenung
artinya secara diam-diam memikirkan sesuatu hal kejadian dengan mendalam.
Renungan adalah pembicaraan diri kita sendiri atau pembicaraan dalam hati kita
tentang suatu hal.
Ø
Keserasian
berasal dari kata serasi; serasi dari kata dasar Rasi artinya cocok, sesuai,
atau kena benar . Kata cocok, sesuai atau kena benar mengandung unsur pengertian
per paduan, ukur an dan seimbang.
Ø
Kehalusan
berasal dari kata Halus artinya tidak kasar (perbuatan) lembut, sopan, baik
(budi bahasa), beradab. Kehalusan berarti sifat-sifat yang halus, kesopanan dan
atau keadaban.
B. Saran
Saran
dari penyusun adalah sebaiknya makalah ini dipelajari dan dipahami maksud isi
dan bahasanya sehingga kita semua lebih mengerti tentang manusia dan keindahan
serta mampu menerapkanya didalam kehidupan kita sehari-hari.
DAFTAR
PUSTAKA
Widagdho, Djoko, Dr s,
Ilmu Budaya Dasar, (Jakarta : Bumi Aksara, 2008)
Akiel, Ahiruddin, S.Pd,
Bahan Kuliah Ilmu Budaya Dasar, (Jakarta, Unindra)
M.P., Suyadi, Drs.,
Buku Materi Pokok IBD, (Jakarta : Depdikbud, 1984)
Situs resmi Wiki pedia
berbahasa Indonesia : tentang Keindahan
Situs www .cari ilmu
online.com, Pakde Sofa : Ilmu Budaya Dasar Bag. 1
Tidak ada komentar:
Posting Komentar