ANALISIS KEBUDAYAAN SUKU BATAK
https://www.youtube.com/watch?v=s-5c95nE7Yk
Unsur-unsur budaya Batak belakangan mulai ditinggalkan di
kalangan Generasi Muda Batak. Pengaruh globalisasi dan individualisme menjadi
beberapa penyebab rendahnya apresiasi penghargaan terhadap budaya itu.
Globalisasi adalah
alat dan sarana yang salah satunya dipakai untuk menyebarkan budaya yang
kemudian ditakuti akan mengikis budaya lokal yang elite sekalipun, karena
budaya yang disebarkan itu telah menjadi budaya massa. Siapapun sumber budaya
massa yang telah menjadi satu dalam kehidupan sehari-hari ini, sebelum ia
menjadi bagian dari masyarakat pasti ada yang menjadi produser budaya. Mereka
ini merancang dan memproduksi budaya kemudian menyebarkannya melalui tekhnologi.
Perkembangan tekhnologi memungkinkannya untuk dapat
memproduksi secara massal sekaligus juga menyebarkannya. Hasil dari ini semua
adalah homogenitas produk, homogenitas standard yang berujung pada penyeragaman
selera dan cita rasa, homogenization of taste. Dalam hal ini tekhnologi
bagaikan tombak bermata dua. Disatu sisi ia akan memberikan keuntungan karena
dapat meringankan beban pekerjaan manusia akan tetapi disisi lain ia akan
bernilai negatif bahkan menjadi seperti bumerang. Subyek pengguna akan sangat
menentukan arah tekhnologi tersebut.
Era globalisasi seperti sekarang ini akan berpengaruh terhadap segala
bidang kehidupan, termasuk di dalamnya adalah bidang pendidikan dan kebudayaan.
Bangsa Indonesia tidak akan mungkin mengelak dari globalisasi, sebagai
konsekuensi dari posisinya yang menyemesta itu dan konsekuensi zaman
globalisasi.
Yang bisa kita lakukan hanyalah meminimalisir dampak negatif
globalisasi. Globalisasi dan modernisasi pasti terjadi, dan tidak terelakkan.
Era globalisasi yang diboncengi neoliberalisme dan modernisasi melaju diiringi
pesatnya revolusi IPTEK (Ilmu pengetahuan dan teknologi). Dunia tanpa batas
yang menganut aliran kebebasan, kebebasan berkreatifitas, kebebasan
berpendapat, kebebasan berekspresi.
Masyarakat batak
adalah masyarakat yang bangga dan bersemangat yang nilai kebudayaan dan
identitas. Sangat membingungkan sekali warisan luar biasa ini bisa ditinggalkan.
Kenapa musik tradisi Bali dan Jawa masih hidup, walaupun gondang dan tortor
batak sekarang diambang kepunahan. Padahal Bali atau Jawa sama unggul
kebudayaan batak.
Upacara dan pesta yang dulu
berperan sebagai tempat penampilan musik tradisi semakin kurang karena orang
lebih suka grup keyboard atau trio vokal yang lebih mencerminkan modernitas dan
kejauhan dari semua hal yang disebut “kampungan”.
Semakin lama semakin banyak
pemain gondang meninggal dunia dan pemain yang lebih muda didorong oleh hal-hal
estetis dan ekonomis untuk main musik yang lebih laris. Kemungkinan muncul
bahwa musik gondang akan hilang sebahagian besar atau semuanya.
Namun, pengaruh budaya baru
telah mengubah banyak hal. Di sebagian besar pertunjukan gondang semata hanya
menonjolkan aspek hiburan. Kesakralan gondang mulai luntur. Para pargonsi
(pemain gondang) sendiri tak banyak yang memahami kedalaman maknanya. Bahkan,
di banyak momen perayaan tradisional, seperti pernikahan, kelahiran, dan
kematian, sebagian masyarakat Batak tak lagi menggelar gondang.
Bahasa yang digunakan orang batak
dulu juga tidak dipakai pada saat ini, banyak sekali orang batak terutama anak
muda yang beradat batak tidak mengetahui bahasa batak sama sekali dan tidak
mengerti bagaimana kekeluargaan orang batak. Lama kelamaan bahasa suku batak
sendiripun akan punah dengan ketidak adanya kesadaran orang batak sekarang.
SOLUSI
Dari kemajuan teknologi pula kita dapat menangkap peluang
baru untuk melestarikan kebudayaan nasional. Dengan cara mempopulerkan dan
mengenalkan keragaman budaya nasional melalui jejaring sosial, baik facebook,
twitter maupun jejaring sosial lainnya. Hal ini menjadi peluang yang sangat
baik karena trend gaya hidup masyarakat Indonesia terutama di kota – kota besar
telah bergeser pada generasi gadget dan internet. Pengaruh jejaring sosial di
internet pun semakin besar.
I.
Membuat situs atau blog perpustakaan
budaya
Situs ini berisi
database, foto – foto, dan video keragaman budaya di Indonesia. Pada beranda
terdapat link masing – masing provinsi. Pada link provinsi tersebut kita dapat
mengetahui informasi dan berita terkini seputar budaya di daerah tersebut.
II.
Membuat akun fanspage di facebook
Akun fanspage
merupakan salah satu ikon di facebook yang dapat diikuti banyak fans tanpa
harus menjadi teman. Akun ini dapat diupdate oleh beberapa admin. Dengan
menggunakan akun ini informasi akan lebih mudah didapatkan oleh para fans.
III.
Menghubungkan beberapa media
Link situs / blog yang berisi artikel – artikel, foto,
video budaya dengan twitter dan facebook. Setiap ada content blog baru maka
secara otomatis akan tersiar juga di twitter dan facebook.
IV.
Aktiflah untuk update status ataupun
tweet
Update info harus rutin dan berkelanjutan. Jangan lupa
mention instansi atau orang-orang penting dan yang terkait dengan update kita.
Jika sedang tidak ada artikel baru kita bisa update yang lain yang bermanfaat
dengan tetap menyelipkan link situs / blog kita.
V.
Sebarkanlah semangat melestarikan budaya nasional
Selain memperkenalkan dan
mensosialisasikan kembali kebudayaan nasional, kita dapat juga memotivasi
generasi muda untuk menggunakan kebudayaan nasional dalam event – event yang
mereka adakan. Misalnya dalam event sekolah, kampus, maupun masyarakat kita
menampilkan tari – tarian asal Indonesia ketimbang boyband ataupun dance dari
luar. Inilah tugas kita untuk mengenalkan dan menanamkan kecintaan pada budaya
nasional pada generasi muda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar