Breaking

Sabtu, 03 Mei 2014

Analisis video kebudayaan batak



ANALISIS KEBUDAYAAN SUKU BATAK

https://www.youtube.com/watch?v=s-5c95nE7Yk

Unsur-unsur budaya Batak belakangan mulai ditinggalkan di kalangan Generasi Muda Batak. Pengaruh globalisasi dan individualisme menjadi beberapa penyebab rendahnya apresiasi penghargaan terhadap budaya itu.
            Globalisasi adalah alat dan sarana yang salah satunya dipakai untuk menyebarkan budaya yang kemudian ditakuti akan mengikis budaya lokal yang elite sekalipun, karena budaya yang disebarkan itu telah menjadi budaya massa. Siapapun sumber budaya massa yang telah menjadi satu dalam kehidupan sehari-hari ini, sebelum ia menjadi bagian dari masyarakat pasti ada yang menjadi produser budaya. Mereka ini merancang dan memproduksi budaya kemudian menyebarkannya melalui tekhnologi.

Perkembangan tekhnologi memungkinkannya untuk dapat memproduksi secara massal sekaligus juga menyebarkannya. Hasil dari ini semua adalah homogenitas produk, homogenitas standard yang berujung pada penyeragaman selera dan cita rasa, homogenization of taste.  Dalam hal ini tekhnologi bagaikan tombak bermata dua. Disatu sisi ia akan memberikan keuntungan karena dapat meringankan beban pekerjaan manusia akan tetapi disisi lain ia akan bernilai negatif bahkan menjadi seperti bumerang. Subyek pengguna akan sangat menentukan arah tekhnologi tersebut.
    Era globalisasi seperti sekarang ini akan berpengaruh terhadap segala bidang kehidupan, termasuk di dalamnya adalah bidang pendidikan dan kebudayaan. Bangsa Indonesia tidak akan mungkin mengelak dari globalisasi, sebagai konsekuensi dari posisinya yang menyemesta itu dan konsekuensi zaman globalisasi.


    Yang bisa kita lakukan hanyalah meminimalisir dampak negatif globalisasi. Globalisasi dan modernisasi pasti terjadi, dan tidak terelakkan. Era globalisasi yang diboncengi neoliberalisme dan modernisasi melaju diiringi pesatnya revolusi IPTEK (Ilmu pengetahuan dan teknologi). Dunia tanpa batas yang menganut aliran kebebasan, kebebasan berkreatifitas, kebebasan berpendapat, kebebasan berekspresi.
            Masyarakat batak adalah masyarakat yang bangga dan bersemangat yang nilai kebudayaan dan identitas. Sangat membingungkan sekali warisan luar biasa ini bisa ditinggalkan. Kenapa musik tradisi Bali dan Jawa masih hidup, walaupun gondang dan tortor batak sekarang diambang kepunahan. Padahal Bali atau Jawa sama unggul kebudayaan batak.
            Upacara dan pesta yang dulu berperan sebagai tempat penampilan musik tradisi semakin kurang karena orang lebih suka grup keyboard atau trio vokal yang lebih mencerminkan modernitas dan kejauhan dari semua hal yang disebut “kampungan”.
            Semakin lama semakin banyak pemain gondang meninggal dunia dan pemain yang lebih muda didorong oleh hal-hal estetis dan ekonomis untuk main musik yang lebih laris. Kemungkinan muncul bahwa musik gondang akan hilang sebahagian besar atau semuanya.
            Namun, pengaruh budaya baru telah mengubah banyak hal. Di sebagian besar pertunjukan gondang semata hanya menonjolkan aspek hiburan. Kesakralan gondang mulai luntur. Para pargonsi (pemain gondang) sendiri tak banyak yang memahami kedalaman maknanya. Bahkan, di banyak momen perayaan tradisional, seperti pernikahan, kelahiran, dan kematian, sebagian masyarakat Batak tak lagi menggelar gondang.
            Bahasa yang digunakan orang batak dulu juga tidak dipakai pada saat ini, banyak sekali orang batak terutama anak muda yang beradat batak tidak mengetahui bahasa batak sama sekali dan tidak mengerti bagaimana kekeluargaan orang batak. Lama kelamaan bahasa suku batak sendiripun akan punah dengan ketidak adanya kesadaran orang batak sekarang.

 
SOLUSI
            Dari kemajuan teknologi pula kita dapat menangkap peluang baru untuk melestarikan kebudayaan nasional. Dengan cara mempopulerkan dan mengenalkan keragaman budaya nasional melalui jejaring sosial, baik facebook, twitter maupun jejaring sosial lainnya. Hal ini menjadi peluang yang sangat baik karena trend gaya hidup masyarakat Indonesia terutama di kota – kota besar telah bergeser pada generasi gadget dan internet. Pengaruh jejaring sosial di internet pun semakin besar.
        I.            Membuat situs atau blog perpustakaan budaya
Situs ini berisi database, foto – foto, dan video keragaman budaya di Indonesia. Pada beranda terdapat link masing – masing provinsi. Pada link provinsi tersebut kita dapat mengetahui informasi dan berita terkini seputar budaya di daerah tersebut.
     II.            Membuat akun fanspage di facebook
Akun fanspage merupakan salah satu ikon di facebook yang dapat diikuti banyak fans tanpa harus menjadi teman. Akun ini dapat diupdate oleh beberapa admin. Dengan menggunakan akun ini informasi akan lebih mudah didapatkan oleh para fans.
   III.            Menghubungkan beberapa media
Link situs / blog yang berisi artikel – artikel, foto, video budaya dengan twitter dan facebook. Setiap ada content blog baru maka secara otomatis akan tersiar juga di twitter dan facebook.
  IV.            Aktiflah untuk update status ataupun tweet
Update info harus rutin dan berkelanjutan. Jangan lupa mention instansi atau orang-orang penting dan yang terkait dengan update kita. Jika sedang tidak ada artikel baru kita bisa update yang lain yang bermanfaat dengan tetap menyelipkan link situs / blog kita.
     V.            Sebarkanlah semangat melestarikan budaya nasional
Selain memperkenalkan dan mensosialisasikan kembali kebudayaan nasional, kita dapat juga memotivasi generasi muda untuk menggunakan kebudayaan nasional dalam event – event yang mereka adakan. Misalnya dalam event sekolah, kampus, maupun masyarakat kita menampilkan tari – tarian asal Indonesia ketimbang boyband ataupun dance dari luar. Inilah tugas kita untuk mengenalkan dan menanamkan kecintaan pada budaya nasional pada generasi muda.

Tidak ada komentar: